Pesan yang suangat dahsyat indahnya itu disampaikan para ‘ulama salaf untuk diteruskan secara mutawatir dan berkelanjutan kepada genarasi muslim dari generasi ke genarasi berikutnya seperti lari estafet. Ya . . . seperti lomba lari estafet, pelari pertama harus berlari sekencang-kencangnya sambail membawa tongkat pendek untuk diberikan kepada pelari kedua. Berikutnya pelari kedua ini juga harus berlari sekencang-kencangnya sambil membawa tongkat pendek yang diberikan pelari pertama tadi untuk disampaikan secepatnya kepada pelari ketiga, begitu seterusnya sambung-menyambung sehingga tongkat pendek itu sampai kepada pelari yang paling akhir untuk disampaikan dengan secepatnya kepada pelari pertama.Semangat, keinginan, cita-cita dan motivasi para pelari ini satu, yaitu menjadi Juara.
Begitulah kira-kira pesan 'ulama salaf yang berbunyi : ﺁﻓﻀﻝ ﺍﻠﺫﻜﺭﻯ ﻓﺎﻋﻝﻡ ﺁﻨﻪ ﻻ ﺇﻠﻪ ﺇﻻ ﷲ ini kepada para santri dan generasi muslim tentang pentingnya memahami kalimat tauhid: ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﷲ . Pesan 'ulama salaf ini menjadi pusat perhatian yang sangat serius dan penting di SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG, sehingga pesan itu harus dimasukkan menjadi bagian dari materi kurikulum yang harus diajarkan dan dipahami oleh semua peserta didik bahkan seluruh warga sekolah lainnya, termasuk para guru dan staf sekolah. Kami meyakini bahwa jika kalimat tahid ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﷲ ini dipahami dengan benar dan dibarengi dengan hidayah taufiq dari Allah SWT, insya Allah kalimat tauhid itu akan menjadi penggerak amal kebaikan. Kebaikan itu termasuk motivasi intrinsik untuk belajar dan berprestasi.
Ada apa dengan kalimat tauhid ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﷲ ini ? Banyak hal yang harus diketahui tentang kalimat tauhid ini. Coba kita perhatikan dari arti kalimat tauhid itu, bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Ya . . . hanya Allah tuhannya manusia, bukan yang lain. Hanya kepada Allah saja kita menyembah dan kita memohon pertolongan, begitulah Surah Al-Fatihah mengajar dan membimbing kita. Hanya Allah yang mengatur kehidupan manusia, hanya Allah yang menjadi raja-Nya manusia, begitu surat An-Nas mengajari dan membimbing manusia.
Kalau tidak ada tuhan selain Allah, memangnya ada tuhan-tuhan yang lain ? Ya . . . dalam aqidah (keyakinan, ikatan) Islam, tuhan itu hanya Allah. Bukan yang lain.Subhanaallah, ternyata secara nakirah arti kata ﺇﻠﻪ itu memiliki 4 makna, yaitu: sakana ilaihi (tentram kepadanya), istajaara bihi (merasa terlingdungi olehnya), isytaaqa ilaihi ( rindu kepadanya), wuli'a bihi (cinta dan cenderung kepadanya) sehingga dengan empat hal tersebut manusia rela mengabdi kepadanya ('abdahu) yang terealisasi dalam bentuk kamaalal mahabbah (sangat mencuntainya), kamaalat tadzallul (sangat merendahkan diri), dan kamaalul khudhu'u (sangat tunduk dan patuh). Sedangkan secara ma'rifat arti kataاﻹلﮥ itu memiliki 4 makna juga, yaitu : al-Marghuub (yang diharapkan), al-Marhuub (yang ditakuti), al-Matbuu'u (yang diikuti), al-Mahbuubu (yang dicintai) sehingga dengan empat hal ini manusia menyembah kepadanya (al-Ma'buud) yang terejawentahkan dalam bentuk Shaachibul walaayah (pemilik segala loyalitas), Shaachibuth Thaa'at (pemilik segala ketaatan) dan Shaachibul Chaakimiyah (pemilik tunggal kekuasaan).
Nah . . ., semua makna kata nakirah maupun ma'rifat itu semuanya berada pada Allah SWT.Itu artinya bahwa siapapun atau apapun yang kita cintai, yang kita rindukan, dll. semuanya itu kita lakukan karena diperintah oleh Allah SWT dan karena penghambaan diri kita kepada Allah SWT. Kita mencitai anak, istri, atau suami itu karena perintah Allah, bukan karena yang lain. Sehingga segala apa yang kita lakukan itu karena mejalani perintah Allah, maka yang kita lakukan secara demikian itu insya Allah merupakan ketaatan dan ibadah kita kepada Allah SWT.
Contoh saja misalnya, dalam hal memanifestasikan cinta kalau memperhatikan Al-Qur'an Surat At-Taubah, 9 : 24 dan al-Baqarah, 2: 165 maka cinta kita kepada anak, istri, suami, saudara, pekerjaan, dll. tidak boleh mengalahkan atau melebihi cinta kita kepada Allah, Rasulullah, dan bersungguh-sungguh taat kepada Allah atau berada di jalan Allah.
Nah . . . berdasarkan Al-Qur'anul Karim penjelasan tentang makna ilah atau tuhan itu bisa dibuat skema berikut ini, semoga bisa membantu untuk memudahkan memahaminya.
Ada apa dengan kalimat () ini.
0 komentar:
Posting Komentar