Sepuluh karakter tersebut harus mengalami proses internalisasi pada diri peserta didik atau siswa maupun para asatidz dan warga sekolah lainnya melalui proses kegiatan pembelajaran maupun seluruh kegiatan pendidikan lainnya. Secara global proses pendidikan karakter tersebut dilakukan sebagai berikut :
(1) Visioner
Kehiatan pembelajaran dan pendidikan termasuk kegiatan di dalam dan di luar kelas diharapkan bisa menjadi sarana internalisasi nilai. Internalisasi nilai-nilai tauhid tersebut diharapkan bisa menjadi pondasi yang kokoh, sehingga shalatnya, aktivitas ibadahnya, bahkan hidup dan matinya hanya dipersembahkan untuk Allah SWT. Dengan konsep tauhid inilah insya Allah akan membentuk pemiliknya menjadi orang yang visioner, optimis dan obsesif beramal hanya karena dan untuk Allah SWT.
Kesadaran beribadah kepada Allah merupakan buah dari pemahaman, penghayatan, dan pengamalan dari tauhidullah. Sebagaimana menanam biji untuk tumbuh menjadi pohon sehingga berbuah dibutuhkan proses pemeliharaan secara intensif. Begitupun agar tauhidullah bisa membuahkan kesadaran beribadah dibutuhkan proses pembiasaan dalam mengamalkan tauhidullah, dalam mengerjakan perintah yang wajib maupun yang sunnah.
(3) Berkepribadian Matang
(4) Berpengetahuan Luas
(5) Integritas
(6) Kepemimpinan
(7) Kewirausahaan
(8) Disiplin
(9) Bugar
(10) Bermanfaat bagi orang lain


Seperti tampak pada gambar di samping Ust. Luqman Sudjayanto, ST sedang mengembangkan proses pembelajaran Bidang Studi Fisika pada kelas VII, dimana setiap siswa sedang mengoperasikan komputer yang telah terkoneksi dengan internet. Ya ... setiap anak mendapat fasilitas satu unit komputer.
Di SMPIT NURUL ISLAM komputer tidak semata-mata menjadi mata pelajaran atau bidang studi, tetapi komputer yang terkoneksi dengan internet dipandang sebagai sarana dan sekaligus sumber belajar. Ini artinya, belajar bidang studi apapun komputer dan internet bisa dipakai sebagai sarana dan sumber belajar yang sangat kaya.
Kepala SMPIT NURUL ISLAM Drs. TOTO SUNARSONO yang biasa disapa Ust. Atho'illah memang mencanangkan program bahwa para siswa atau peserta didik harus dibekali dengan empat hal agar menjadi genarasi tangguh dan eksis pada jamannya. Empat hal itu adalah (1) pemahaman ilmu dan pembiasaan amal tauhidullah sehingga membentuk karakter kepribadiannya, (2) ketrampilan belajar agar bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat, (3) ketrampilan menggunakan ICT sebagai sarana dan sumber belajar, dan (4) ketrampilan berbahasa Inggris sebagai bahasa pengetahuan. Insya Allah dengan berbekal empat hal tersebut para siswa akan biasa menjadi khalifatullah untuk memakmurkan bumi dan menjadi hamba Allah untuk berbakti. Wallahu 'alam bi shawwab !
Pengokohan sistem pembelajaran yang berorientasi global di SMPIT NURUL ISLAM ini terus dilakukan secara sistematis dan sistemik. Pengokohan ini antara lain dengan menambah jam pelajaran bahasa Inggris menjadi 18 jam pelajaran per minggu. Ini berarti rata-rata peserta didik bisa mendapatkan 3 jam pelajaran per harinya. Jika satu jam pelajaran ini ekivalen dengan 40 menit, berarti setiap hari para peserta didik SMPIT NURUL ISLAM memiliki 120 menit atau 2 jam untuk melatih dan mengasah ketrampilannya dalam berbahasa Inggris.
Proses pembelajaranpun lebih ditekankan pada praktik ketrampilan berbahasa Inggris , yaitu sebanyak 90% dari waktu yang disediakan dan 10% untuk membahas pengetahuan bahasa Inggris. Pembagian porsi ini insya Allah akan mempertajam ketrampilan berbahasa Inggris para peserta didik, apalagi mereka didampingi dengan dua orang guru Bahasa Inggris, yaitu Ust. Asirul Haqqi dan Ustdzah Ririn Setyaningrum. Bravo SMPIT NURUL ISLAM !
Dengan sistem pembelajaran seperti ini insya Allah trampil berbahasa Inggris dan menuju masyarakat global bagi para peserta didik SMPIT NURUL ISLAM adalah suatu hal yang niscaya. Sehingga peserta didik SMPIT NURUL ISLAM tidak perlu lagi les bahasa Inggris untuk trampil berbahasa Inggris, karena bekal dari sekolah sudah sangat cukup. Ketrampilan berbahasa Inggris ini sekaligus sebagai alat dan sarana dasar untuk mempermudah dalam memahami ilmu pengetahuan dan teknologi. Apalagi mereka juga terus diajak mengasah ketrampilan belajarnya dalam memanfaatkan ICT sebagai sarana dan sumber belajar. Kedepan para peserta didik SMPIT NURUL ISLAM akan menjadi Pembelajar handal ! Semoga !
Konsekuensi penolakan seluruh bentuk dan wujud ﺇﻠﻪ selain ﷲ ini adalah mengkafiri, memusuhi, memisahkan diri, membenci, dan menghancurkan semua bentuk dan wujud sesembahan selain ﷲ . Personifikasi dari bentuk penolakan ini jelas tergambar dalam perikehidupan Nabi Ibrahim bersama keluarganya sebagaimana diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Mumthahanah, 60:4 yang artinya " Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya. "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah." (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali."
Sedangkan perwujudan pengukuhan bahwa Allah adalah satu-satunya dan hanya satu saja bentuk dan wujud Tuhan, berupa ketaatan, pembelaan, kedekatan serta kecintaan yang sangat luar bisa dahsyatnya. Sehingga orang-orang yang bertauhid loyalitasnya kepada Allah SWT sangat dahsyat energinya.
Kedahsyatan energi tauhid diwujudkan dalam bentuk ubudiyah maupun muamalah. Pengabdiannya dan loyalitassnya kepada Allah terukur jelas dan matematis sebagaimana yang tertuang di dalah Al-Qur'a, dan Al-Hadits Nabi SAW.

Nah . . ., semua makna kata nakirah maupun ma'rifat itu semuanya berada pada Allah SWT.Itu artinya bahwa siapapun atau apapun yang kita cintai, yang kita rindukan, dll. semuanya itu kita lakukan karena diperintah oleh Allah SWT dan karena penghambaan diri kita kepada Allah SWT. Kita mencitai anak, istri, atau suami itu karena perintah Allah, bukan karena yang lain. Sehingga segala apa yang kita lakukan itu karena mejalani perintah Allah, maka yang kita lakukan secara demikian itu insya Allah merupakan ketaatan dan ibadah kita kepada Allah SWT.
Contoh saja misalnya, dalam hal memanifestasikan cinta kalau memperhatikan Al-Qur'an Surat At-Taubah, 9 : 24 dan al-Baqarah, 2: 165 maka cinta kita kepada anak, istri, suami, saudara, pekerjaan, dll. tidak boleh mengalahkan atau melebihi cinta kita kepada Allah, Rasulullah, dan bersungguh-sungguh taat kepada Allah atau berada di jalan Allah.

Ada apa dengan kalimat () ini.
Sistem Tarbiyah yang dikembangkan lebih banyak menggunakan referensi Al-Qur'an, Al-Hadits, dan Sirah Nabawiyah serta Sirah Shahabiyah yang dilengkapi dengan sistem yang telah dikembangkan oleh para 'ulama salaf. Kurikulum Nasional yang sekarang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menjadi acuan utama di sekolah-sekolah nasional, maka di SMPIT NURUL ISLAM kurikulum ini diperkaya dengan nilai-nilai nubuah dan ilahiyah. Dengan pengayaan kurikulum ini semoga akan menjadikan para MURID SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG sebagai kader pemimpin dan entrepreneur yang SMART.
Mohon maaf, Insya Allah SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG berkomitmen untuk hadir sebagai "problem solver" dari sebagian kecil persoalan kaderisasi pemimpin bangsa sejak dini. Tentu saja untuk merealisasikan SIT NURUL ISLAM sebagai "Leadership and Entrepreneurship Tarbiyah Center" kami membutuhkan masukkan dan kerjasama yang positif sinergis. Wallahu'alam bishawwab!
Wassalam,
Direktur SIT NURUL ISLAM KREMBUNG,
ttd.
Drs. TOTO SUNARSONO ATHO'ILLAH.