Sistem pembelajaran boarding merupakan sistem pembelajaran
dimana siswa tinggal berasrama dengan aktifitas yang padat. Sistem pembelajaran
boarding selalu dalam pengawasan pihak sekolah 24 jam sehingga jadwal belajar
dapat optimal. Disinilah karakter demi karakter dipersiapkan untuk menghadapi
masa depan. Sutrisno dalam artikelnya yang berjudul Problem dan Solusi
Pendidikan Sekolah Berasrama menyebutkan beberapa keunggulan yang dimiliki
oleh boarding school dibandingkan sekolah lain. Diantaranya adalah program
pendidikan yang paripurna, lingkungan yang kondusif, guru yang berkualitas,
siswa yang heterogen, jaminan keamanan dan disiplin yang tinggi.
Program pendidikan
paripurna adalah salah satu keunggulan boarding
school. Sekolah-sekolah regular pada umumnya hanya sibuk dengan keadaan
akademis. Sehingga, banyak aspek kehidupan yang seharusnya mereka pelajari
harus ketinggalan karena keterbatasan waktu yang mereka miliki. Berbeda dengan
boarding school. Disini mereka mempunyai waktu penuh selama 24 jam. Mereka
dapat mempraktekan apa saja yang telah diajarkan disekolah atau asrama. Disini
juga mereka akan berlatih menjadi pemimpin dengan berbagai macam organisasi
yang dipegangnya. Mereka akan mencari solusi setiap ada masalah dengan
keterbatasan yang mereka miliki. Disinilah mereka akan dituntut untuk berpikir
dengan keterbarasan yang ada. Sehingga terbentuklah pemipin-pemimpin bangsa
yang berpikir kritis.
Lingkungan yang kondusif dapat menjadi
alasan mengapa kita memilih boarding school. Dalam sekolah berasrama semua
elemen yang ada dalamkomplek sekolah terlibat dalam proses pendidikan. Aktornya
tidak hanya guru atau bisa dibalik gurunya bukan hanya guru mata pelajaran,
tapi semua orang dewasa yang ada di boarding school adalah guru. Siswa tidak
bisa lagi diajarkan bahasa-bahasa langit, tapi siswa melihat langsung praktek
kehidupan dalam berbagai aspek. Guru tidak hanya dilihatnya di dalam kelas,
tapi juga kehidupan kesehariannya. Sehingga ketika mempelajari tertib bahasa
asing misalnya maka semuanya dari mulai tukang sapu sampai principal berbahasa
asing. Begitu juga
dalam mempelajari berbagai hal lainnya termasuk dalam melatih kemimpinan.
dalam mempelajari berbagai hal lainnya termasuk dalam melatih kemimpinan.
Selain itu, sekolah-sekolah berasrama
umumnya menentukan persyaratan kualitas guru yang lebih jika dibandingkan
dengan sekolah konvensional. Kecerdasan intelektual, sosial, spiritual, dan
kemampuan paedagogis-metodologis serta adanya ruh mudarris
pada setiap guru di sekolah berasrama. Dengan penguasaan berbagai macam
bahasa asing, sang guru akan dapat mewarisi kemampuan berbahasanya bagi anak
didiknya. Boarding school juga mampu menampung siswa yang heterogen. Dengan
berbagai macam latar belakang, Social, budaya, tingkat kecerdasan serta
kemampuan akademik yang beragam. Mereka semuanya akan ditempa dengan kondisi
yang sama. Mulai dari makan, istirahat, hingga proses belajar mengajar mereka
akan melaluinya secara bersama-sama. Disinilah nantinya akan terbentuk karakter
social yang tinggi diantara siswa.
Ketika salah satu dari mereka mengalami
masalah, maka orang pertama yang akan menolongnya adalah teman- teman
terdekatnya. Di sinilah berbagai macam karakter kepemimpinan akan terbentuk.
Mereka harus belajar untuk memimpin diri sendiri khususnya. Seperti kita
ketahui tiap bulannya mereka menerima uang saku dari orang tua atau pihak tertentu
yang menyediakan dana selama mengikuti pendidikan. Dengan uang saku yang sangat
terbatas itu, sang pelajar harus mengalokasikan sesuai kebutuhan dengan sehemat
mungkin hingga akhir bulannya. Apabila mereka boros, maka tentu saja mereka
akan menanggung akibatnya sendiri. Kebutuhan mereka tidak akan terpenuhi lagi. Oleh
karena itu umumnya mereka akan belajar dari sini. Efek ini tentunya akan sangat
berpengaruh bagi siswa yang tinggal di asrama tadi terhadap perkembangan masa
depannya. Contoh uang saku tadi mungkin sangat sepele.
Tapi jika kita mau menelaahnya lebih
dalam, akan mengandung suatu makna yang sangat besar. Ibaratnya, jika
siswa mampu mengelola uang sakunya dengan baik, bukan tidak mungkin suatu saat
nanti dia juga akan mampu mengelola uang Negara yang begitu banyaknya. Contoh
lainnya adalah dalam berorganisasi. Di sekolah-sekolah lanjutan menengah
pertama (SMP) ataupun menengah atas (SMA) telah berdiri beberapa organisasi,
seperti OSIS (Organisasi Intra Sekolah), Rohis, MPK (Majelis Permusyawaratan
Kelas), dan banyak lagi. Dengan adanya boarding school organisasi ini pastinya akan lebih aktif. Akan
lebih banyak program-program yang akan mereka kerjakan selama satu tahun
kedepan. Di sini mereka mempunyai waktu lebih untuk mengapresiasikan sikap
kepemimpinan mereka.
Jika di sekolah-sekolah reguler lainnya
hanya organisasinya hanya berjalan pada saat proses belajar mengajar, siswa
yang tinggal di asrama dapat melakukan kegiatannya organisasinya hingga pada
malam hari. Inilah salah satu keuntungan tinggal di asrama.
Jaminan keamanan dan disiplin yang tinggi
juga terdapat di boarding
school. Sekolah berasrama berupaya secara total untuk menjaga keamanan siswa-siswinya. Makanya, banyak sekolah asrama yang mengadop pola pendidikan militer untuk menjaga keamanan siswa-siswinya. Tata tertib dibuat sangat rigid lengkap dengan sangsi-sangsi bagi pelanggarnya. Daftar “dosa” dilist sedemikan rupa dari dosa kecil, menengah sampai berat. Jaminan keamanan diberikan sekolah berasarama, mulai dari jaminan kesehatan (tidak terkena penyakit menular), tidak NARKOBA, terhindar dari pergaulan bebas, dan jaminan keamanan fisik (tawuran dan perpeloncoan), serta jaminan pengaruh kejahatan dunia maya.
school. Sekolah berasrama berupaya secara total untuk menjaga keamanan siswa-siswinya. Makanya, banyak sekolah asrama yang mengadop pola pendidikan militer untuk menjaga keamanan siswa-siswinya. Tata tertib dibuat sangat rigid lengkap dengan sangsi-sangsi bagi pelanggarnya. Daftar “dosa” dilist sedemikan rupa dari dosa kecil, menengah sampai berat. Jaminan keamanan diberikan sekolah berasarama, mulai dari jaminan kesehatan (tidak terkena penyakit menular), tidak NARKOBA, terhindar dari pergaulan bebas, dan jaminan keamanan fisik (tawuran dan perpeloncoan), serta jaminan pengaruh kejahatan dunia maya.
Memang, membutuhkan pengorbanan yang
sangat berat untuk tinggal diasrama. Tapi inilah salah satu solusi untuk
mencari pemimpin-pemimpin masa depan yang handal. Yang mempunyai pemikiran
kritis. Yang mampu mengayomi masyarakatnya. Berapa banyak lagi
keunggulan-keunggulan boarding
school yang harus penulis paparkan agar menjadi sebuah wahana untuk membuat
perubahan bagi negeri ini dengan keharian pemimpin-pemimpin sejati. Walaupun
masih banyak kekurangan di sana sini yang dimiliki oleh boarding school seperti lokasi asrama dan sekolah yang berdekatan.
Ini memang akan membuat jenuh bagi siswa-siswinya. Tapi untuk sebuah perjuangan
menjadi sosok pemimpin yang di cita-citakan itu bukanlah sebuah alasan menolak
untuk ditempa di sekolah berasrama. Mudah-mudahan dengan kehadiran tukilan
sebuah tulisan sederhana ini dapat menjadi sebuah inspirasi nantinya bagi
pemerintah, masyarakat serta kaum pelajar khususnya dalam menaggapi kehadiran boarding school.
Untuk bangkit dari sebuah keterpurukan
dibutuhkan pengorbanan yang luar biasa.
Terutama untuk bangkit memajukan Tanah Air kita ini. Oleh karena itu, khususnya bagi kaum pelajar, marilah kita gunakan kesempatan yang ada untuk mengabdi ke pada bangsa dan negeri tercinta ini. Karena yakinlah, masa depan Indonesia nanti berada di tangan kita kaum pelajar.
Terutama untuk bangkit memajukan Tanah Air kita ini. Oleh karena itu, khususnya bagi kaum pelajar, marilah kita gunakan kesempatan yang ada untuk mengabdi ke pada bangsa dan negeri tercinta ini. Karena yakinlah, masa depan Indonesia nanti berada di tangan kita kaum pelajar.
Boarding school terdiri dari dua kata
yaitu boarding dan school. Boarding berarti asrama. Dan school berarti sekolah.
Boarding School adalah sistem sekolah berasrama, dimana peserta didik dan juga
para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan
sekolah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan
berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya.
Di lingkungan sekolah, para siswa dapat melakukan interaksi dengan sesama
siswa, bahkan berinteraksi dengan para guru setiap saat. Contoh yang baik dapat
mereka saksikan langsung di lingkungan mereka tanpa tertunda. Dengan demikian,
pendidikan kognisi, afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih baik dan
optimal.
Boarding School yang baik dijaga dengan
ketat agar tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan sistem
pendidikan atau dengan ciri khas suatu sekolah berasrama. Dengan demikian
peserta didik terlindungi dari hal-hal yang negatip seperti merokok, narkoba,
tayangan film/sinetron yang tidak produktif dan sebagainya.Di sekolah dengan
sistem ini, para siswa mendapatkan pendidikan dengan kuantitas dan kualitas
yang berada di atas rata-rata pendidikan dengan sistem konvensional.
Untuk menjawab kemajuan jaman, sekolah-sekolah dengan sistem boarding telah merancang kurikulumnya
dengan orientasi kebutuhan masa depan. Penerapan pembelajaran berbasis IT
semisal penggunaan bahan ajar dengan power
point, flash, penggunaan internet sebagai sumber informasi utama,
pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar yang efektif, penayangan film
yang relevan dengan materi pelajaran, penggunaan laboratorium bahasa dan laboratorium
komputer yang intensif, telah lazim diterapkan di sekolah-sekolah ini.
Kurikulum yang disajikan kepada para peserta didikpun sedikit berbeda di
banding sekolah lainnya.
Di lingkungan sekolah ini, para siswa dipacu untuk menguasai ilmu dan
teknologi secara intensif. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak
perkembangan iptek yang begitu pesat. Adapun sekolah yang berbasis Islamic boarding school memiliki srategi
pendidikan islam dalam menghadapi tantangan modernisasi. Prinsip dasar pendidikan islam dengan sistem boarding school, berupaya mengintegrasikan
ayat qauliyah (ayat Al qu’an) dan kauniyah (ayat tanda kebesaran Allah dalam
alam semesta), iman dan ilmu, aspek fikriyah
dan ruhiyah dengan jasadiyah yang diimplementasikan dalam
pembelajaran dan hubungan sosial siswa. Dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler,
ekstrakurikuler, baik di sekolah, asrama dan lingkungan masyarakat yang
dipantau oleh guru-guru selama 24 jam. Kesesuaian sistem boardingnya, terletak pada semua aktivitas siswa yang diprogramkan,
diatur dan dijadwalkan dengan jelas. Sementara aturan kelembagaannya sarat
dengan muatan nilai-nilai moral.
Kelebihan-kelebihan
lain dari sistem ini adalah : sistem boarding
lebih menekankan pendidikan kemandirian. Berusaha menghindari dikotomi keilmuan
(ilmu agama dan ilmu umum). Dengan pembelajaran yang mengintegrasikan ilmu
agama dan ilmu umum diharapkan akan membentuk kepribadian yang utuh setiap
siswanya menjadikan siswanya menjadi siswa yang bertaqwa kepada Allah, cerdas
dalam berfikir dibidang imtaq dan iptek, serta mandiri dalam menjalankan kehidupan.
Pelayanan pendidikan dan bimbingan dengan sistem boarding school yang diupayakan selama 24 jam, akan diperoleh
penjadwalan pembelajaran yang lebih leluasa dan menyeluruh, segala aktifitas
siswa akan senantiasa terbimbing baik dari segi ilmu umum dan ilmu diniyah,
kedekatan antara guru dengan siswa selalu terjaga, masalah kesiswaan akan
selalu diketahui dan segera terselesaikan, prinsip keteladanan guru akan
senantiasa diterapkan karena murid mengetahui setiap aktifitas guru selama 24
jam. Pembinaan mental siswa secara khusus mudah dilaksanakan, ucapan, perilaku
dan sikap siswa akan senantiasa terpantau, tradisi positif para siswa dapat
terseleksi secara wajar, terciptanya nilai-nilai kebersamaan dalam komunitas peserta
didik, komitmen komunitas peserta didik terhadap tradisi yang positif dapat
tumbuh secara leluasa, para peserta didik dan guru-gurunya dapat saling
berwasiat mengenai kesabaran, kebenaran, kasih sayang, dan penanaman
nilai-nilai kejujuran, toleransi, tanggungjawab, kepatuhan dan kemandirian
dapat terus-menerus diamati dan dipantau oleh para guru / pembimbing. Pola-pola
pendidikan hendaknya mengembangan dan menyadarkan peserta didik terhadap nilai
kebenaran, kejujuran, kebajikan, kearifan dan kasih sayang sebagai nilai-nilai
universal yang dimiliki semua agama.
Pendidikan juga berfungsi untuk memperkuat keimanan
dan ketakwaan secara spesifik sesaui keyakinan agama. Maka setiap pembelajaran
yang dilakukan hendaknya selalu diintegrasikan dengan perihal nilai di atas,
sehingga menghasilkan peserta didik yang berkepribadian utuh, yang bisa
mengintegrasikan keilmuan yang dikuasai dengan nilai-nilai yang diyakini untuk
mengatasi berbagai permasalahn hidup dan sistem kehidupan manusia. Sementara
pendidikan di Indonesia selama ini, disadari atau tidak, belum banyak menyentuh
pemberdayaan dan pencerahan kesadaran dalam perspektif global, karena persoalan
pembenahan pendidikan masih terpaku pada kurikulum nasional dan lokal yang
belum pernah tuntas. Pendidikan dengan Sistem Boarding School (perpaduan/integrasi sistem pendidikan pesatren dan
sekolah) sebenarnya afektif untuk mendidik kecerdasan, ketrampilan, pembangunan
karakter dan penanaman nilai-nilai moral peserta didik, sehingga anak didik
lebih memiliki kepribadian yang utuh khas. Karena pendidikan dengan sistem boarding school antara lain mencakup[2]:
· Salimun ‘aqidah atau
penanaman akidah yang selamat
· Sahihul ‘ibadah atau
ibadah yang benar
· Matinul khuluq atau
penenaman akhlak terpuji
· Quadirul ‘alal kasbi
atau mengajarkan kemandirian secara ekonomi
· Mu’saqaful fikri atau
menggugah untuk berwawasan luas dengan gemar membaca dan menulis
· Qowiyul jims atau
melatih fisik yang kaut
· Mujahidun lii nafsi atau
menanamkan untuk bersungguh-sungguh menjaga diri
· Munazomi fii su’unihi
atau menanamkan untuk selalu teratur dalam segala hal
· Hari’sun ‘alal waqtihi
atau menanamkan untuk selalu menjaga waktu
· Nafi’un lii gairihi atau
bermanfaat bagi orang lain
0 komentar:
Posting Komentar