MEPERTAJAM LESSON OUT DI SMPIT NURUL ISLAM


Munculnya istilah dan sistem  Lesson Out  di SMPIT NURUL ISLAM Boarding School Krembung sebagai bentuk antisipasi dan jawaban perubahan dan perkembangan teknologi informasi serta sistem transformasi budaya yang sangat luar biasa pada abad 21 ini. Menurut Susanto (2010), terdapat 7 tantangan guru di abad 21, yaitu:
(1)    Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam budaya dengan kompetensi multi bahasa.
(2)    Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna (konsep)
(3)    Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif
(4)    Teaching and technology, mengajar dan teknologi
(5)    Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai kemampuan
(6)    Teaching and choice, mengajar dan pilihan
(7)    Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.
Lebih lanjut, Yahya (2010) menambahkan tantangan guru di Abad 21 yaitu:
(1)    Pendidikan yang berfokus pada character building
(2)    Pendidikan yang peduli perubahan iklim
(3)    Enterprenual mindset
(4)    Membangun learning community
(5)    Kekuatan bersaing bukan lagi kepandaian tetapi kreativitas dan kecerdasan bertindak (hard skills- soft skills)
            Lesson Out  di SMPIT NURUL ISLAM Boarding School adalah sub sistem pembelajaran yang dirancang secara sistemik sebagai aktivitas belajar yang terencana dan berkelanjutan yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan sebagai ”kader pembangunan” di abad 21. Lesson Out  dapat merupakan satu unit program belajar-mengajar yang terkecil yang secara terperinci menegaskan tujuan, topik, pokok-pokok materi, peranan guru, alat-alat dan sumber belajar, kegiatan belajar, lembar kerja, dan program evaluasi.
            Lesson Out  disajikan dalam bentuk pembelajaran mandiri (self instructional). Peserta didik dapat mengatur kecepatan dan intensitas belajarnya secara mandiri. Waktu belajar untuk menyelesaikan satu Lesson Out  tidak harus sama, berbeda beberapa menit sampai beberapa jam bahkan bulan. Lesson Out  dapat digunakan secara individual atau kelompok dalam suatu variasi urutan yang berbeda.
            Lesson Out  ini meminimalisir dominasi guru atau mengurangi tatap muka dalam proses pembelajaran. Lesson Out  pada awalnya dikembangkan untuk membangun budaya belajar mandiri pada peserta didik dalam bidang studi: Pendidikan Kewarganegaraan, IPS, Seni Budaya dan Ketrampilan, serta Kewira Usahaan. Pada tahap berikutnya dapat dikembangkan pada bidang studi lainnya. Lesson Out selanjutnya diharapkan bisa membangun Learning Community di sekolah maupun di luar sekolah. Lebih dari itu Lesson Out diharapkan bisa membangun peserta didik menjadi pembelajar sejati. Wallohu'alam bishowwab !

LESSON OUT


Pembelajaran adalah suatu sub sistem dari sistem pendidikan yang memiliki fungsi strategis dan signifikan dalam membangun budaya mutu di sekolah. Melalui sistem pembelajaran inilah peserta didik dibentuk kognitif, afektif, dan psikomotoriknya bahkan karakter kepribadiannya. Sebagai suatu sistem, pembelajaran memiliki berbagai komponen yang berperan dan berinteraksi dengan komponen lain dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Salah satu komponen yang penting dalam sistem pembelajaran di SMPIT NURUL ISLAM Boarding School Krembung adalah keberadaan Lesson Out  bagi peserta didik. Dalam meningkatkan kompetensinya, guru memerlukan bantuan berbagai sarana, baik yang berupa handout, buku ajar, Panduan Lesson Out , LKS, dan lain-lain yang dapat membantu melaksanakan proses pembelajaran sebagai sarana untuk melejitkan dan menghebatkan peserta didik.
Lesson Out  merupakan salah satu masukan (input) dalam proses pembelajaran yang merupakan pendekatan implementasi kurikulum di SMPIT NURUL ISLAM Boarding School Krembung. Lesson Out  sebagai sarana mengkomunikasikan informasi, konsep, pengetahuan, dan mengembangkan potensi dan kemampuan peserta didik sedemikian rupa, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh guru dan peserta didik. Lesson Out  juga harus mampu menyajikan suatu objek secara terurut bagi keperluan pembelajaran dan memberikan sentuhan nilai-nilai afektif, sosial, dan kultural yang baik agar dapat secara komprehensif menjadikan peserta didik bukan hanya dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya, tetapi juga afektif dan psikomotoriknya bahkan karakter kepribadiannya.
            Sistem pembelajaran Lesson Out  dapat menjadi sarana pembelajaran yang mempersiapkan generasi abad 21. Karena itu, guru harus mendesain pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi kebutuhan abad 21, yaitu mengembangkan kemampuan abad 21 yang harus dimiliki peserta didik, antara lain:


(1)    Way of thinkingcara berfikir yaitu beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai peserta didik untuk menghadapi dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar
(2)    Ways of working. kemampuan bagaimana mereka harus bekerja. dengan dunia yang global dan dunia digital. beberapa kemampuan yang harus dikuasai peserta didik adalah communication and collaboration.  Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik, dengan menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Juga harus mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu maupun komunitas dan jaringan. Jaringan komunikasi dan kerjasama ini memamfaatkan berbagai cara, metode dan strategi berbasis ICT. Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama dengan kemampuan yang berbeda-beda.
(3)    Tools for working. Seseorang harus memiliki dan menguasai alat untuk bekerja. Penguasaan terhadap Information and communications technology (ICT) and information literacy merupakan sebuah keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya.
(4)    Skills for living in the world. kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21, yaitu: Citizenship, life and career, and personal and social responsibility. Bagaimana peserta didik harus hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.

Selanjutnya sebagai seorang pendidik, bagaimana hari dapat mengatur dan mendesain pembelajaran agar peserta didik memiliki kemampuan abad 21, yaitu: ways of thingking, ways of working, tools for working and skills for living in the word. Guru harus mengubah paradigma pembelajaranya, yaitu:
(1)    Guru sebagai pengarah menjadi sebagai fasilitator, pembimbing dan konsultan
(2)    Guru sebagai sumber pengetahuan menjadi sebagai kawan belajar
(3)    Belajar diarahkan oleh kurikulum menjadi diarahkan oleh siswa-kulum
(4)    Belajar terjadwal secara ketat dg waktu terbatas menjadi belajar secara terbuka, ketat dengan waktu fleksibel sesuai keperluan
(5)    Belajar berdasarkan fakta menjadi berdasarkan projek dan survei
(6)    Bersifat teoritik, prinsip dan survei menjadi dunia nyata, refleksi prinsip dan survei
(7)    Pengulangan dan latihan menjadi penyelidikan dan perancangan
(8)    Aturan dan prosedur menjadi penemuan dan penciptaan
(9)    Kompetitif menjadi collaboratif
(10) Berfokus pada kelas menjadi berfokus pada masyarakat
(11) Hasilnya ditentukkan sebelumnya menjadi hasilnya terbuka
(12) Mengikuti norma menjadi keanekaragaman yang kreatif
(13) Komputer sebagai subjek belajar menjadi peralatan semua jenis belajar
(14) Presentasi dengan media statis menjadi interaksi multimedia dinamis
(15) Komunikasi sebatas ruang kelas menjadi tidak terbatas
(16) Tes diukur dengan norma menjadi unjuk kerja diukur pakar, penasehat dan teman sebaya
Dengan Lesson Out diharapkan para peserta didik bisa belajar lebih optimal dalam mengembangkan ketrampilan belajarnya. Karena dengan Lesson Out ini peserta didik / siswa dilatih untuk mengembangkan ketrampilan belajar mandiri dan berinteraksi langsung dengan kehidupan masyarakat . Semoga dengan Lesson Out belajar menjadi lebih bermakna.

PENDAFTARAN SISWA BARU 2012

ORIENTASI PEMBINA PRAMUKA






Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu. Jiwa kesatria yang patriotik telah mengantarkan para pandu ke medanjuang bahu-membahu dengan para pemuda untuk mewujudkan cita-cita rakyat Indonesia dalam menegakkan dan mandegani Negara Kesatuan Republik Indonesia selama-lamanya.

Bahwa kaum muda sebagai potensi bangsa dalam menjaga kelangsungan bangsa dan negara mempunyai kewajiban melanjutkan perjuangan bersama-sama orang dewasa berdasarkan kemitraan yang bertanggung jawab.

Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional dalam menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektual, emosional, maupun fisik dan ketrampilan.

Sampai dengan saat ini Indonesia masih mengalami krisis multidimensional, yang meliputi semua aspek kehidupan sosial. Biaya pendidikan makin tinggi sehingga mendorong meningkatnya anak putus sekolah serta jumlah penganggguran. Disamping itu ketersediaan lapangan kerja tidak diikuti oleh pertumbuhan angkatan kerja. Yang sangat memprihatinkan adalah krisis dalam nilai-nilai, akhlak, mental dan moral di masyarakat, yang berdampak pada anak muda dan berakibat dalam pembentukan watak, sikap, tingkah laku dan budi pekertinya.

Gerakan Pramuka, sebagai organisasi non formal yang turut berperan dalam pendidikan kaum muda Indonesia, tidak terlepas dari masalah-masalah di atas. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana cara dan usahanya untuk menanggapi berbagai perubahan besar itu, terutama yang membawa dampak bagi kaum muda.

PBB telah menyatakan dasawarsa mulai tahun 2001, sebagai “International decade for Peace and Non-Violence for the Children of the World” (Dasawarsa Internasional untuk Budaya Perdamaian dan Non-Kekerasan bagi Anak Dunia), dengan menugaskan Unesco sebagai coordinator prakarsa itu. Sedangkan WOSM (Gerakan Pramuka Sedunia) telah mencanangkan tema khidmat “One World, One Promise” dalam menyambut usia seabad Gerakan Kperamukaan Sedunia pada tahun 2007, yang kiranya perlu dipadukan dengan langkah nyata bahwa Pramuka adalah perekat bangsa.

Kegiatan pendidikan kepramukaan tidak terelakkan dari keadaan dengan segala problematikanya masih akan menghadapi masa penuh ketidakpastian, kendala dan keterbatasan sumberdaya. Maka kegiatan Orientasi Pembina Pramuka yang diselenggarakan SIT NURUL ISLAM khusus SD-SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG merupakan upaya menghadapi berbagai tantangan dan perubahan masa depan.

Kursus Orientasi Pembina Pramuka SIT NURUL ISLAM mengambil tema : Sinergi Membangun Negeri Hadirkan Generasi Islami. Sebagaimana temanya, kegiatan ini merupakan kerjasama dan sinergi antara Koramil Krembung, Polsek Krembung, Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Sidoarjo, Kwaran Gerakan Pramuka Kecamatan Krembung dan SIT NURUL ISLAM KREMBUNG. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Serbaguna SIT NURUL ISLAM KREMBUNG mulai hari Jum’at – Ahad, 11 – 11 – 11 sampai dengan 13 Nopember 2011.Adapun peserta orientasi adalah semua guru SDIT DAN SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG.

Kursus Orientasi Pembina Pramuka SIT NURUL ISLAM dibuka oleh Kak Drs. TOTO SUNARSONO ATHO’ILLAH, M.Pd. selaku Wakil Ketua Majelis Pembimbing Nasional (Waka Mabinas) Pramuka SIT tepat pukul 08.00 wib. Selain membuka acara Kak Atho’illah juga menyampaikan materi JATI DIRI PAMUKA SIT. Bravo Pramuka SIT !

ROBOT CAMP 2011


Pelajar SMP adalah anak yang baru memasuki masa remaja awal. Pada usia ini dalam ilmu psikologi dikenal sebagai masa yang penuh gejolak. Karena pada usia inilah mereka mulai mencari nilai jati dirinya.

Sebagai sekolah berbasis mutu dan berwawasan global, SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG berinisiatif untuk menghadirkan variasi kegiatan pengenalan teknologi sebagai sarana pengembangan diri remaja agar memiliki berbagai alternatif kegiatan positif sebagai penyaluran energi dan potensinya.

SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG pada hari Sabtu – Ahad, 29 – 30 Oktober 2011 menyelenggarakan kegiatan ROBOT CAMP 2011. Kegiatan dikemas dalam bentuk pelatihan bagi pelajar SMPIT DAN SMAIT se Jawa Timur dengan tema : Mencari Cahaya Menggapai Cita.

Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan Robot Camp atau Pelatihan Robotika bagi Siswa SMPIT dan SMAIT se Jawa Timur ini adalah : (1) menjadi wadah silaturrahim siswa SMPIT dan SMAIT anggota JSIT INDONESIA Wilayah Jawa Timur, (2) memberi bekal ketrampilan rekayasa tehnologi bagi peserta, (3) merintis kegiatan pengembangan diri dalam bidang teknologi di sekolah, (4) sebagai media sosialisasi keberadaan Sekolah Islam Terpadu dan JSIT INDONESIA khususnya wilayah Jawa Timur dan Korda Sidoarjo.

Hadir dalam mengikuti ROBOT CAMP tersebut adalah SMPIT dan SMA/SMKIT dari Trenggalek, Ponorogo, Lumajang, Sumenep, Tuban, Mojokerto, dan Sidoarjo. Masing-masing peserta didampingin seorang guru pendamping dari asal sekolah masing-masing. Sebagai trainer dalam pelatihan ini adalah Ust. Arief Andhi Yudhanarko dari Tim Pengembangan Teknologi Pusat Layanan Pendidikan Masyarakat (PULPENMAS) Sidoarjo.

Kegiatan ROBOT CAMP ini dibuka oleh Ust. Manan Syah, S.Pd. selaku Sekretaris JSIT INDONESIA Wilayah Jawa Timur. Sambutan juga disampaikan oleh Ust. M. Lukman Sujayanto, S.T., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG.

Beberapa gambar atau foto merupakan potret sebagian kegiatan ROBOT CAMP 2011 yang diselenggarakan oleh SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG. BraVo saudaraku !

ENGLISH CAMP



Ketrampilan berbahasa merupakan ketrampilan dasar yang memiliki nilai signifikan dalam proses komunikasi sehari-hari maupun dalam proses mencari ilmu dan pendalamannya. Ketrampilan berbahasa merupakan sarana utama untuk berbicara, membaca, menulis dan mendengar. Memahami begitu pentingnya peran bahasa, maka SMPIT NURUL ISLAM memberi penekanan secara proporsional dalam pembelajaran bahasa, terutama pembelajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Perkembangan dan tantangan global yang semakin kuat mendera kehidupan, maka generasi muslim harus dibekali dengan ketrampilan berbahasa internasional. Sebagai bahasa komunikasi global atau internasional, pembelajaran Bahasa Inggris di SMPIT NURUL ISLAM diberi waktu 3 jam pelajaran per hari atau 18 jam pelajaran per minggu dalam kurikulum regular.

Selain dalam pembelajaran regular, SMPIT NURUL ISLAM juga mengembangkan program ENGLISH CAMP sebagai program intesifikasi secara berkala. ENGLISH CAMP adalah satu diantara banyak program yang dikembangkan di SMPIT NURUL ISLAM KREMBUNG. Melalui program ENGLISH CAMP ini semua warga SMPIT NURUL ISLAM terutama siswa dikondisikan untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana berkomunikasi selama di sekolah.

ENGLISH CAMP dilaksanakan selama seminggu penuh (Senin sampai Sabtu) dengan bermalam di sekolah pada 3 hari terakhir. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak dua kali per semester atau empat kali dalam per tahun, yaitu setiap bulan Agustus, Nopember, Januari dan April. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah : (a) membangun kebiasaan siswa dan warga sekolah agar lancer berkomunikasi dalam berbahasa Inggris, (b) menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.

ENGLISH CAMP yang dikembangkan di SMPIT NURUL ISLAM integral dengan pengembangan ketrampilan siswa dalam bidang teknplogi informasi, khususnya komputer dan internet. Sebagaimana tampak dalam foto kegiatan Ust. Arik Suherman sedang membimbing siswa bagaimana mendaya-gunakan komputer dan internet untuk pengembangan ketrampilan berbahasa inggris.